Kamis, 01 September 2016

Ayah Mencintai Kita Dengan Caranya


 Sejauh ini kita berjalan, kita dikaruniai kebersamaan hidup dfengan seorang ayah. Seorang ayah yang kita sadari atau tidak telah memberi sentuhan pada karakter kita, pada kehidupan kita.
Cinta ayah pada kita terkadang tidak kita sadari karena cara ayah mencintai kita dengan sederhana. Itulah mungkin mengapa sejak kecil merasa bahwa perlakuan ayah berbeda dg ibu.
Mungkin ayah kita tak selalu ada mendampingi kita seperti ibu tapi ketiadaanya adalah karena cintanya agar kita bisa hidup layak. Ayah dan ibu sama-sama mencintai kita anaknya tapi mungkin cara mereka mencintai kita yang berbeda. Mungkin kebanyakan dari kita alan lebih dekat ke ibu ketimbang ayah kita.
Sekarang bayangkan....nun jauh disana dikampung halaman kita, disebuah rumah dimana kita dibesarkan, sekarang ayah sedang duduk dikursi tuanya. Coba pandangi wajah ayah kita. Wajah yang dulu gagah kini telah menua. Wajah yang dulu semangat bekerja keras demi untuk sepeda baru kita, sepatu sekolah kita, baju lebaran kita ataupun ayunan dari ban yang dibuatkan untuk kita agar bisa bergelantungan dipohon mangga. Sekali lagi pandangi wajah tuanya..bayangkan kita bisa memandangnya lebih dekat.
Kemudian pegang tangan ayah kita yang mulai keriput. Tangan yang dulu menggendong kita, menyuapi kita atau bahkan mengajari kita bersepeda atau motor. Tangan yang dulu kokoh dan kuat yang kadang-kadang pernah melayang mendarat di tangan kita karena kebandelan kita. Tangan yang dulu pernah mengelus rambut kita kalau kita sedang sedih...
Lalu peluklah ayah kita...peluk dengan segenap penyesalan krn dulu pernah membantah nasihatnya, mungkin pernah membentaknya, pernah membuatnya menangis karena kelakuan kita di waktu kecil. Peluk ayah kita lebih erat..rasakan butir2 hangat menetes di wajahnya..sambil bisikan "bapak, terima kasih untuk semua pengorbanmu"...
Mungkin ayah kita bukan sosok yang sempurna. Tapi yakinlah sayang dan cintanya jauh lebih besar dari cinta dan sayangmu padanya. Memang ayah tak pernah mengatakannya..namun dari doa-doanya rasa cinta itu diwujudkan.
Kini, pria tua itu tak mampu berharap apa2..hanya doa yang mengalir dari sujud2 panjang anaknya. Doa adalah cara kita memeluknya dari jauh. Doa adalah cara kita menyapanya dari jiwa.
Ya robb...ampuni dosa kedua orangtuaku, sayangila
Sungguh hanya itu yang dia harap..harapan sederhana dari seorang ayah yang mencintai kita dengan caranya yang berbeda....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar