Rabu, 10 Agustus 2016

Antara kita, sepeda dan kehidupan

Hari Minggu yang lalu diajak lagi sama Komunitas "Mrs Goweser" komplek Puri Gading Bekasi untuk gowes lagi. Luar biasa memang emak2 goweser Puri Gading
Ada tanjakan ada turunan …lumayan seru sih. Jadi belajar juga tentang perjalanan bersepeda pagi ini..
ini begitu bersemangat. Mengayuh ditanjakan, meliuk2 dijalanan, tau kapan harus ngegas ngontel tau kapan harus ngerem..yang jelas stamina mereka masih ok punya tidak seperti diriku yang sudah ngos2an karena mulai menua he he..


Saat sedang menanjak, janganlah terlalu bernafsu mencapai puncak, atur nafas, atur tenaga, konstankan putaran … supaya efektif mencapai puncak … dan konsentrasi tetap ada untuk menghadapi turunan …
Saat sedang menurun … janganlah kaget hingga terlalu cepat menarik rem … kamu akan terjungkal dan makin terpuruk …
Ikuti alur jalannya … seimbangkan remnya … ambil momentum putarannya … hingga saat kamu menanjak kamu tidak membuang tenaga …
Bersepeda itu bukan masalah jumlah kilometer … tapi lebih pada menikmati setiap kayuhan untuk mendapatkan tiap kilometer itu …
Begitupula kehidupan … Hidup menarik bukan karena jumlah umur, tapi bagaimana kita menikmati setiap detik untuk mendapatkan umur tersebut …
Bersepeda juga bukan masalah sepeda atau komponen yang ada di dalamnya … tapi bagaimana menggunakan sepeda dan komponen tersebut untuk mendapatkan perjalanan yang menarik … yang bisa kita nikmati, bisa kita ceritakan …
Kata mbah saya, “urip kuwi golek jeneng ,ojo golek jenang”
Terjemahan bebasnya, “hidup itu cari nama bukan cari makan..”, maksudnya hidup itu harus bermanfaat (bagi orang banyak) sehingga membuat nama yang baik, bukan hidup hanya cari harta tapi tak membuat perbedaan apa-apa.
Sama dengan sepeda, buat apa punya sepeda kalau cerita yang kita punya hanya pada saat kita membelinya, bukan pada saat menaikinya . Bukankah menaikinya itu terlihat dan terasa lebih menarik …menaikinya kita akan mendapatkan banyak manfaat. Selain sehat, otot2 mengencang, bersilaturahim dengan teman/tetangga, kita juga bisa relaksasi dengan menikmati pemandangan alam sekitar, merasakan kesejukan udara pagi, menyelami nikmat dan karunia Allah yang sangat besar yang kadang luput tuk kita syukuri...
Ternyata belajar itu bisa dari alam sekitar. Termasuk dari perjalanan bersepeda. Karena alam terkembang menjadi guru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar